Pages

Selasa, 10 Juni 2014

PEMBENTUKKAN GAMBAR RADIOGRAFI

Salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan. Tetapi hanya yang benar-benar sinar-x saja yang mampu menembus objek yang dikenainya dan sebagian yang lain akan diserap. Sinar-x yang menembus itulah yang mampu membentuk gambaran atau bayangan. Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan tergantung tiga faktor:
  1. Panjang gelombang sinar-X.
  2. Susunan objek yang terdapat pada alur berkas sinar-X.
  3. Ketebalan dan kerapatan objek.
Setelah sinar-x  yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto. Bagian yang mudah ditembusi sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan banyak sinar x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x (seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada atau sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulit ditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang tergantung pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x disebut Radio-lucen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x disebut Radio-opaque sehingga film berwarna putih. Telah diketahui bahwa panjang gelombang yang besar yang dihasilkan oleh kV rendah akan mengakibatkan sinar-x nya mudah diserap. Semakin pendek panjang gelombang sinar-x (yang dihasilkan oleh kV yang lebih tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus bahan.
Bagaimana susunan objek ketika terjadi penyerapan sinar-x? Hal ini tergantung dari nomor atom unsur tersebut. Sebagai contoh satu lempeng aluminium yang mempunyai nomor atom lebih rendah dibanding tembaga, mempunyai jumlah daya serap lebih rendah terhadap sinar-x dibanding satu lempeng tembaga pada berat dan daerah yang sama. Timah hitam (nomor atomnya lebih besar) adalah penyerap terbaik sinar-x. Karena alasan inilah ia digunakan pada wadah tabung yang juga bertujuan untuk proteksi, contoh yang lainnya adalah dinding ruangan sinar-x dan pada sarung tangan khusus serta apron yang digunakan selama proses fluoroskopi.
Hubungan antara penyerapan sinar-x dengan ketebalan adalah sederhana yaitu unsur yang mempunyai lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan yang tipis pada satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan juga mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak dibanding 2,5 cm es karena berat timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik disbanding air.
Mengingat pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sinar-x, satu hal yang harus dipahami bahwa tubuh manusia mempunyai susunan yang kompleks yang tidak hanya mempunyai perbedaan pada tingkat kepadatan saja tetapi juga mempunyai perbedaan unsur pembentuk. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat penyerapan sinar-x. Yaitu, tulang lebih banyak menyerap sinar-x dibanding otot/daging; dan otot/daging lebih banyak menyerap dibanding udara (paru-paru). Lebih jauh lagi pada struktur organ yang sakit akan terjadi perbedaan penyerapan sinar-x dibanding dengan penyerapan oleh daging dan tulang yang normal. Umur pasien juga mempengaruhi penyerapan, contoh pada umur yang lebih tua tulang-tulang sudah kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan sinar-x dibanding tulang-tulang di usia yang lebih muda.
Hubungan diantara intensitas sinar-x pada daerah yang berbeda gambarannya didefinisikan sebagai kontras subjek. Kontras subjek tergantung pada sifat subjek, kualitas radiasi yang digunakan, intensitas dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak tergantung terhadap waktu, mA, jarak dan jenis film yang digunakan.

Sumber : http://detakradiologi.blogspot.com/2011/06/citra-radiograf.html 

Jumat, 24 Januari 2014

MANFAAT RADIASI BAGI KEHIDUPAN

Selain digunakan dalam bidang kesehatan khususnya pada diagnostik dan terapi, ternyata radiasi juga memiliki manfaat lain yang berguna bagi kehidupan. Berikut adalah beberapa manfaat lain dari radiasi :
  • Sinar-X Keamanan

Jika Anda pernah pergi ke gedung-gedung/tempat-tempat penting (airport, hotel, bahkan istana kepresidenan) akhir-akhir ini, mungkin Anda familiar dengan namanya bagian pemerikasaan dengan sinar-x. Dengan memanfaatkan spektrometer mobilitas ion, mesin ini mampu "mencium" unsur bahan peledak, dan memastikan tempat-tempat tersebut aman, secara khusus mengamankan penerbangan dari terorisme (masih ingat pembajakan pesawat 9-11 Twin Tower WTC) agar pesawat yang anda tumpangi sampai selamat ke tujuan. Anda mungkin tidak sadar bahwa radiasi juga berperan dalam mendeteksi sisa-sisa bahan peledak dan narkotika.

  • Eksplorasi Ruang Angkasa


Ruang antarbintang adalah sebuah tempat yang gelap dan dingin, begitu dingin (mendekati nol mutlak). Sehingga kendaraan angkasa harus menjaga bagian kritisnya tetap hangat sehingga mereka tidak membeku dan terkunci. NASA memecahkan masalah ini dengan menempatkan elemen pemanas yang mengandung bahan radioaktif di daerah kritis. Sebagai materi meluruh, radiokatif memberikan sejumlah kecil panas yang menjaga bagian-bagian penting seperti kamera dan pintu sensor bergerak di suhu mendekati nol mutlak.
  • Mutasi Genetik

Kemampuan radiasi untuk mengacaukan DNA Anda dan penyebab segala sesuatu dari kanker menjadi lebih parah didokumentasikan dengan baik dalam pengetahuan budaya dari buku komik ke film, tapi bisakah kemampuan tersebut dimanfaatkan untuk kebaikan? Dengan mengekspos bibit dengan dosis radiasi, petani menyebabkan mutasi genetik dalam biji mereka dengan sengaja. Tidak seperti apa yang Anda mungkin pernah baca di komik, mutasi dari radiasi benar-benar dapat membantu petani mengembangkan sifat-sifat tanaman bermanfaat seperti kekebalan terhadap serangga dan pestisida.
  • Umur Karbon

Karbon 14 memutuskan radioaktif dari waktu ke waktu pada laju yang konstan. Karena kenyataan ini, para ilmuwan menggunakan rasio karbon 14 isotop dalam suatu objek untuk mengetahui perkiraan usia objek. Dengan alat ini kita telah mampu secara akurat umur benda seperti tulang dinosaurus dan manusia purba, memperluas pemahaman kita tentang sejarah alam dan memecahkan teka-teki umur tua seperti, "apakah orang-orang berjalan dengan dinosaurus?"
  • Membersihkan Udara
Membersihkan batubara merupakan salah satu kata-kata desas-desus dilemparkan sekitar oleh politisi, namun hanya sedikit yang menyadari bahwa salah satu cara menghilangkan emisi dari cerobong asap adalah dengan kejutan listrik cerobong dengan radiasi berkas elektron. Momok lingkungan di mana-mana, merupakan sebuah ironis bahwa radiasi adalah salah satu cara terbaik kita dalam memerangi hujan asam dan menghilangkan bahan kimia seperti belerang dioksida dari asap sebelum mereka pergi ke udara dan mencemarinya.
  • Pengukuran
Perangkat khusus dan pengukur yang memanfaatkan radiasi digunakan di seluruh manufaktur dan industri untuk membuat pengukuran yang super akurat untuk mengukur barang yang umumnya tidak terdeteksi dengan cara konvensional lainnya. Apakah Anda ingin untuk memeriksa cacat pada pengelasan, kadar cairan dalam sistem tertutup, atau ingin membuat pengukuran yang akurat, pengukuran fisik kecil, radiasi adalah yang Anda perlukan sebagai alat untuk mengukur.
  • Kedokteran Nuklir
Salah satu bahaya terbesar dari kejatuhan nuklir adalah menelan partikel kecil radioaktif yang dapat menyebabkan tubuh Anda terkena kanker dan penyakit lainnya. Jadi pernakah Anda berpikir dengan sengaja menelan zat radioaktif? Dengan mengirimkan bahan radioaktif ke seluruh tubuh, dokter dapat melihat radiasi yang keluar dan menentukan segala macam hal yang penting seperti mengenai fungsi organ, aliran darah, dan bahkan mendeteksi kanker tertentu.
  • Detektor Asap
Pernah mengganti baterai pada detektor asap Anda dan memperhatikan peringatan bahwa ada zat radioaktif di dalam perangkat? Banyak detektor asap yang lebih tua menggunakan zat yang memancarkan radiasi,-amerisium 241, mengendus mencari asap. Ketika partikel asap memutuskan aliran radiasi antara amerisium dan detektor, alarm berbunyi, memberikan Anda beberapa detik berharga peringatan ekstra untuk keluar dari rumah atau mengingatkan Anda dengan daging pagangan Anda.
  • Sterilisasi/Iradiasi
Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang membutuhkan transfusi darah dapat menghasilkan masalah berat jika mereka terkena antibodi asing dan bakteri dari darah donor. Solusi masalah ini, mengekspos darah yang disumbangkan dengan radiasi, untuk membunuh antibodi yang tidak diinginkan sambil menjaga sel-sel darah merah tetap utuh. Proses yang sama juga memperpanjang umur beberapa makanan favorit Anda. Biasanya makanan disterilkan dengan panas (pasteurisasi) untuk membunuh bakteri atau didinginkan untuk memperlambat pembusukan.

 




Sabtu, 18 Januari 2014

DIGITAL RADIOGRAFI

Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar-X, dimana sensor-sensor sinar-X digital digunakan menggantikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer.
1. Komponen Digital Radiography

Sebuah sistem digital radiografi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu X-ray source, detektor, Analog-Digital Converter, Computer, dan Output Device.
a. X-ray Source

Sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography. Oleh karena itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti pesawat X-ray.
b. Image Receptor
Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan keberadaan kaset dan film. Ada dua tipe alat penangkap gambar digital, yaitu Flat Panel Detectors (FPDs) dan High Density Line Scan Solid State Detectors.
1) Flat Panel Detectors (FPDs)
FPDs adalah jenis detektor yang dirangkai menjadi sebuah panel tipis. Berdasarkan bahannya, FPDs dibedakan menjadi dua, yaitu
a) Amorphous Silicon
Amorphous Silicon (a-Si) tergolong teknologi penangkap gambar tidak langsung karena sinar-X diubah menjadi cahaya. Dengan detektor-detektor a-Si, sebuah sintilator pada lapisan terluar detektor (yang terbuat dari Cesium Iodida atau Gadolinium Oksisulfat), mengubah sinar-X menjadi cahaya. Cahaya kemudian diteruskan melalui lapisan photoiodida a-Si dimana cahaya tersebut dikonversi menjadi sebuah sinyal keluaran digital. Sinyal digital kemudian dibaca oleh film transistor tipis (TFT’s) atau oleh Charged Couple Device (CCD’s). Data gambar dikirim ke dalam sebuah computer untuk ditampilkan. Detektor a-Si adalah tipe FPD yang paling banyak dijual di industri digital imaging saat ini.
b) Amorphous Selenium (a-Se)
Amorphous Selenium (a-Se) dikenal sebagai detektor langsung karena tidak ada konversi energi sinar-X menjadi cahaya. Lapisan terluar dari flat panel adalah elektroda bias tegangan tinggi. Elektrode bias mempercepat energi yang ditangkap dari penyinaran sinar X mealui lapisan selenium. Foton-foton sinar-X mengalir melalui lapisan selenium menciptakan pasangan lubang electron. Lubang-lubang elektron tersebut tersimpan dalam selenium berdasarkan pengisian tegangan bias. Pola (lubang-lubang) yang terbentuk pada lapisan selenium dibaca oleh rangakaian TFT atau Elektrometer Probes untuk diinterpretasikan menjadi citra.
2) High Density Line Scan Solid State device
Tipe penangkapan gambar yang kedua pada DR adalah High Density Line Scan Solid State device. Alat ini terdiri dari Photostimulable Barium Fluoro Bromide yang dipadukan dengan Europium (BaFlBr:Eu) tatu Fosfor Cesium Bromida (CsBr).
Detektor fosfor merekam energi sinar-X selama penyinaran dan dipindai (scan) oleh sebuah dioda laser linear untuk mengeluarkan energi yang tersimpan yang kemudian dibaca oleh sebuah penangkap gambar digital Charge Coupled Devices (CCD’s). Image data kemudian ditransfer oleh Radiografer untuk ditampilkan dan dikirim menuju work stasion milik radiolog.
c. Analog to Digital Converter
Komponen ini berfungsi untuk merubah data analog yang dikeluarkan detektor menjadi data digital yang dapat diinterpretasikan oleh komputer.
d. Komputer
Komponen ini berfungsi untuk mengolah data, manipulasi image, menyimpan data-data (image), dan menghubungkannya dengan output device atau work station.
e. Output Device 

Sebuah sistem digital radiografi memiliki monitor untuk menampilkan gambar. Melaui monitor ini, radiografer dapat menentukan layak atau tidaknya gambar untuk diteruskan kepada work station radiolog.
Selain monitor, output device dapat berupa laser printer apabila ingin diperoleh data dalam bentuk fisik (radiograf). Media yang digunakan untuk mencetak gambar berupa film khusus (dry view) yang tidak memerlukan proses kimiawi untuk mengasilkan gambar.
Gambar yang dihasilkan dapat langsung dikirimkan dalam bentuk digital kepada radiolog di ruang baca melalui jaringan work station. Dengan cara ini, dimungkinkan pembacaan foto melalui teleradiology.
DR by google
PRINSIP KERJA DR 
Prinsip kerja Digital Radiography (DR) atau (DX) pada intinya menangkap sinar-X tanpa menggunakan film. Sebagai ganti film sinar X, digunakan sebuah penangkap gambar digital untuk merekam gambar sinar X dan mengubahnya menjadi file digital yang dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis pasien.
SKEMA PRINSIP KERJA DR by google
KELEBIHAN DR 


  • Cepat dan efisien karena tidak membutuhkan kamar gelap untuk pencetakan gambar.
  • Hasil lebih akurat. 
  • Sistem sinar-X (pesawat) dapat tetap digunakan dengan dilakukan moifikasi.
  • Tidak membutuhkan ahli komputer karena perangkat lunak yang digunakan untuk mengatur image mudah digunakan. 
  • Angka penolakan film dapat ditekan.
  • Dapat digunakan untuk radiografi mobile X-Ray unit dengan detektor digital (flat digital).
KEKURANGAN DR

  • Dibutuhkan dana yang besar untuk mengganti fasilitas radiografi konvensional menjadi digital.
  • Kesalahan faktor eksposi yang terlalu parah tidak dapat diperbaiki.
  • Walaupun diklaim dapat mengurangi dosis yang diterima pasien, digital radiografi justru lebih sering meningkatkan dosis pasien.
  • karena Over eksposure tidak akan terdeteksi (dapat dikurangi dengan mudah dalam proses komputer). Sehingga radiografer cenderung menambah faktor eksposi.
  • Pengulangan pemeriksaan (sebelum dicetak) tidak akan menambah jumlah film yang digunakan, sehingga menurunkan tingkat kehati-hatian radiografer.




TERMINOLOGI RADIOFOTOGRAFI

  • Densitas adalah derajat kehitaman atau respon film
  • Kontras adalah perbedaan respon sejumlah cahaya atau perbedaan densitas
  • Detail adalah gambaran film yang mampu menampilkan ukuran kecil. Syaratnya harus tajam.
  • Ketajaman adalah suatu gambaran yang mempunyai batasan yang tegas (radiolucent-radioopaque) atau untuk melihat batasan antara tulang dengan soft tissue atau jaringan.
  • Luminisensi adalah keluarnya cahaya dari bahan yang terkena radiasi. Peristiwa ini menyangkut fluorosensi dan phosporesensi.
  • Fluorosensi adalah keluarnya cahaya dari bahan yang terkena radiasi. Maksudnya memancarkan cahaya hanya ketika ada radiasi.
  • Phosporesensi  (after glow) adalah keluarnya cahaya dari bahan yang terkena radiasi, tapi ketika radiasi sudah tidak ada cahaya masih ada (masih berpendar) dalam waktu yang singkat/cepat. Peristiwa ini disebut "after glow"
  • Radiofotografi adalah proses pencatatan bayangan pada bahan yang peka terhadap cahaya dengan bantuan sinar-X sebagai sumber pencahayaan.
  • Radiologi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan sinar-X, sinar gamma, dan radiasi pengion lainnya untuk diagnosa ataupun terapi.
  • Bayangan Laten adalah bayangan yang sudah ada tapi belum tampak (belum permanen) yaitu film yang sudah diekspos tapi belum di processing.

SINAR X

Sinar X adalah gelombang  elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang sangat pendek.

SYARAT TERJADINYA SINAR-X
  • Adanya tabung dioda (katoda, anoda)
  • Adanya awan elektron
  • Beda potensial (tegangan tinggi)
  • Tabung vacum (hampa udara)
SIFAT-SIFAT SINAR-X
  • Dapat menembus bahan 
  • Mengalami atenuasi
  • Dapat menghitamkan emulsi film
  • Destruktif/perusak
  • Menimbulkan efek biologis, dll
PROSES TERJADINYA SINAR-X
  • Katoda (kutub -) dipanaskan, akan menghasilkan awan elektron dari filamen
  • Beri tegangan tinggi pada anoda (kutub +) 
  • Maka awan elektron pada katoda akan mengalami tumbukan pada bidang anoda
  • Tumbukan tersebut menghasilkan 99% panas dan 1% sinar-X

KASET (CASSETTE)



google
Kaset adalah suatu alat untuk menempatkan yang akan ataupun sudah diekspose.

  1. Fungsi Kaset                                                                                                                                   - Untuk melindungi film dari pengaruh cahaya.                                                                       - Untuk menjaga agar film tetap dalam keadaan rapat screen.                                               - Untuk melindungi intensifying screen dari pengaruh tekanan mekanik.
  2. Bahan Kaset                                                                                                                             Bahan kaset terbuat dari bahan yang tembus radiasi tapi tidak tembus cahaya pada bagian depan dan bagian belakang dapat menahan radiasi, dan juga tidak tembus cahaya. Beberapa bahan yang biasa digunakan : Alumunium, Carbon, Plastik dan bahkan juga kertas. 
  3. Ukuran Kaset                                                                                                                     Ukuran kaset bervariasi mulai dari 18 cm x 24 cm, 24 cm x 30 cm, 30 cm x 40 cm, 35 cm x 35 cm, 35 cm x 43 cm, dan lain-lain.
  4. Jenis-Jenis Kaset                                                                                                            Disamping kaset yang biasa digunakan (reguler cassette) ada juga kaset jenis lain yaitu :
  • Curved Cassette (kaset dengan bentuk melengkung)                                                                        
          digunakan pada obyek yang melengkung seperti sendi-sendi. 
  • Cassette Film Changer                                                                                                              
         Biasa digunakan pada foto seri seperti pembuluh darah.
  • Grided Cassette                                                                                                              
         Kaset yang dilengkapi dengan grid
  • Flexible Cassette                                                                                                                  
         Kaset yang elastis biasanya digunakan pada radiografi industri
  • Multi Section Cassette                                                                                         
           Yaitu untuk pemotretan tomografi, bentuknya sama dengan kaset biasa 
           hanya tebal dan kedalamannya ada beberapa pasang screen
  • Graduated Cassette                                                                                                 
         Untuk pemotretan tubuh yang panjang dengan ketebalan yang tidak merata, contohnya
         adalah kaki dari tungkai atas sampai ke bawah. Untuk mendapatkan kehitaman yang
         sama maka screen dibuat dengan kecepatan yang berbeda.

Rabu, 15 Januari 2014

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI BNO SONDE

APA ITU BNO SONDE??
BNO Sonde adalah pemeriksaan radiologi organ reproduksi wanita bagian dalam pada daerah corpus uterus,  dengan dibantu menggunakan alat yaitu sonde uterus. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui letak alat kontrasepsi pada reproduksi wanita, khususnya alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

INDIKASI PEMERIKSAAN BNO SONDE
Indikasi untuk pemeriksaan ini biasanya adalah translokasi AKDR yaitu pindahnya AKDR dari tempat semula.
PERSIAPAN SEBELUM PEMERIKSAAN
 Sebelum pemeriksaan ini dilakukan sebaiknya pasien diminta untuk buang air kecil untuk mengosongkan vesica urinaria agar tidak mengganggu gambaran uterus.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
  • Sonde Uterus 
  • Speculum Vagina
  • Desinfektan

 TEKNIK PEMERIKSAAN

Proyeksi Anteroposterior (AP) 

Tujuannya : Untuk plan foto dan setelah pemasukan sonde utrus
Kaset : Ukuran kaset yang digunakan adalah ukuran kaset 24×30 cm diletakkan melintang.

Posisi Pasien : Pasien tidur terlentang (supine) dalam posisi lithotomi diatas meja pemeriksaan.

Posisi Lithotomi

Posisi Objek :
Atur MSP tubuh pasien tegak lurus dengan meja pemeriksaan. Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis agar posisi pelvis benar-benar true AP.

Central Ray : Atur arah sinar tegak lurus dengan kaset dan meja pemeriksaan.
Central Point : Titik bidik pada MSP setinggi 5 cm superior dari simpisis pubis.

Proyeksi Lateral

Tujuan : Untuk foto setelah pemasukan sonde utrus
Kaset : Ukuran kaset yang digunakan adalah ukuran kaset 24×30 cm diletakkan melintang.
Posisi Pasien : Atur pasien untuk tidur miring (recumbent) pada salah satu sisi.
Posisi Objek:
Atur MSP tubuh pasien sejajar dengan meja pemeriksaan. Pastikan posisi pelvis true Lateral. Tangan fleksikan ke atas untuk bantalan kepala agar pasien lebih nyaman.
Central Ray : Atur arah sinar tegak lurus dengan kaset dan meja pemeriksaan.
Central Point : Titik bidik pada MCP setinggi trochanter mayor sisi yang jauh dari kaset.

Kriteria Radiograf :

  • Terdapat gambaran spekulum di rongga Vagina
  • Terdapat gambaran sonde uterus dengan ujungnya menyentuh bagian dari AKDR
  • Dari gambaran itu dapat dilihat pergeseran lokasi AKDR dari tempat seharusnya

Senin, 13 Januari 2014

RADIOBIOLOGI

EFEK RADIASI PENGION TERHADAP JARINGAN TUBUH

Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. 
Inti sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik.
Interaksi antara radiasi dengan sel hidup merupakan proses yang berlangsung secara bertahap. Proses ini diawali dengan tahap fisik dan diakhiri dengan tahap biologik. Ada empat tahapan interaksi, yaitu :
1. Tahap Fisik
Tahap Fisik berupa absorbsi energi radiasi pengion yang menyebabkan terjadinya eksitasi dan ionisasi pada molekul atau atom penyusun bahan biologi. Proses ini berlangsung sangat singkat dalam orde 10-16 detik. Karena sel sebagian besar (70%) tersusun atas air, maka ionisasi awal yang terjadi di dalam sel adalah terurainya molekul air menjadi ion positif H2O+ dan e- sebagai ion negatif. Proses ionisasi ini dapat ditulis dengan :
H2O + radiasi pengion  —>  H2O+ + e-
2. Tahap Fisikokimia
Tahap fisikokimia dimana atom atau molekul yang tereksitasi atau terionisasi mengalami reaksi-reaksi sehingga terbentuk radikal bebas yang tidak stabil. Tahap ini berlangsung dalam orde 10-6 detik. Karena sebagian besar tubuh manusia tersusun atas air, maka peranan air sangat besar dalam menentukan hasil akhir dalam tahap fisikokimia ini. Efek langsung radiasi pada molekul atau atom penyusun tubuh selain air hanya memberikan sumbangan yang kecil bagi akibat biologi akhir dibandingkan dengan efek tak langsungnya melalui media air tersebut. Ion-ion yang terbentuk pada tahap pertama interaksi akan beraksi dengan molekul air lainnya sehingga menghasilkan beberapa macam produk , diantaranya radikal bebas yang sangat reaktif dan toksik melalui radiolisis air, yaitu OH- dan H+. Reaksi kimia yang terjadi dalam tahap kedua interaksi ini adalah:
H2O+ —-> H+ + OH-
H2O + e    –>    H2O-
H2O- –> OH- + H+
Radikal bebas OH- dapat membentuk peroksida (H2O2 ) yang bersifat
oksidator kuat melalui reaksi berikut :
OH- + OH + —>  H2O2
3. Tahap Kimia Dan Biologi
Tahap kimia dan biologi yang berlangsung dalam beberapa detik dan ditandai dengan terjadinya reaksi antara radikal bebas dan peroksida dengan molekul organik sel serta inti sel yang terdiri atas kromosom. Reaksi ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan-kerusakan terhadap molekul-molekul dalam sel. Jenis kerusakannya bergantung pada jenis molekul yang bereaksi. Jika reaksi itu terjadi dengan molekul protein, ikatan rantai panjang molekul akan putus sehingga protein rusak. Molekul yang putus ini menjadi terbuka dan dapat melakukan reaksi lainnya. Radikal bebas dan peroksida juga dapat merusak struktur biokimia molekul enzim sehingga fungsi enzim terganggu. Kromosom dan molekul DNA di dalamnya juga dapat dipengaruhi oleh radikal bebas dan peroksida sehingga terjadi mutasi genetik.
4. Tahap Biologis
Tahap biologis yang ditandai dengan terjadinya tanggapan biologis yang bervariasi bergantung pada molekul penting mana yang bereaksi dengan radikal bebas dan peroksida yang terjadi pada tahap ketiga. Proses ini berlangsung dalam orde beberapa puluh menit hingga beberapa puluh tahun, bergantung pada tingkat kerusakan sel yang terjadi. Beberapa akibat dapat muncul karena kerusakan sel, seperti kematian sel secara langsung, pembelahan sel terhambat atau tertunda serta terjadinya perubahan permanen pada sel anak setelah sel induknya membelah. Kerusakan yang terjadi dapat meluas dari skala seluler ke jaringan, organ dan dapat pula menyebabkan kematian.
Dilihat dari interaksi biologi tadi di atas, maka secara biologis efek radiasi dapat dibedakan atas :
1.  Berdasarkan jenis sel yang terkena paparan radiasi
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas :
  • Efek Genetik (non-somatik) atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.
  • Efek Somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas :
    • Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi.
    • Efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.
2.  Berdasarkan dosis radiasi
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek stokastik dan efek deterministic (non-stokastik).
Efek Stokastik adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel,  sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. 
Semua akibat proses modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.
Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik a.l :
  • Tidak mengenal dosis ambang
  • Timbul setelah melalui masa tenang yang lama
  • Keparahannya tidak bergantung pada dosis radiasi
  • Tidak ada penyembuhan spontan
  • Efek ini meliputi : kanker, leukemia (efek somatik), dan penyakit keturunan            (efek genetik).
Efek Deterministik (non-stokastik) adalah efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. 
Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.
Adapun ciri-ciri efek non-stokastik a.l :
  • Mempunyai dosis ambang
  • Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi
  • Adanya penyembuhan spontan (tergantung keparahan)
  • Tingkat keparahan tergantung terhadap dosis radiasi
  • Efek ini meliputi : luka bakar, sterilitas / kemandulan, katarak (efek somatik)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan :
*Efek Genetik merupakan efek stokastik, sedangkan Efek Somatik dapat berupa stokastik maupun deterministik (non-stokastik)

Sumber :
http://blogbabeh.blogspot.com/

PENGENALAN SINAR X

google

DEFINISI
Sinar –X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 10-8 -10-12 m dan frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz. Sinar ini dpat menembus benda-benda lunak seperti daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang, gigi, dan logam. Sinar-X sering di gunakan di berbagai bidang seperti bidang kedokteran, fisika, kimia, mineralogy, metarulugi, dan biologi.

SEJARAH PENEMUAN SINAR-X
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung. Dia mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Crookes. Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam, dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen Menyimpulkan bahwa ada sinar-sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut.
Pada saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda, beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari barium platino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X. Namun untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan ini maka seringkali sinar-X itu dinamai juga sinar Roentgen.
            Sinar-X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain adalah gelombang elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi kinetik partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan.
APLIKASI SINAR-X DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI 
  1. Bidang Kesehatan                                                                                                                    Sinar-X energi rendah digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X bisa menembus tubuh manusia tetapi diserap oleh bagian yang lebih padat seperti tulang. Sinar-X energi tinggi digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker. Cara ini dikenal sebagai radioterapi. 
  2. Bidang Industri                                                                                                                       Mengetahui kecacatan dalam struktur binaan atau bagian-bagian dalam mesin dan engine. Memperbaiki rekahan dalam pipa logam, dinding konkrit dan tekanan tinggi.                                 Memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
  3. Bidang Lainnya                                                                                                                                Di lapangan kapal terbang, sinar-X lembut digunakan untuk memeriksa barang-barang dan beg penumpang. 
    

RANGKAIAN ARUS LISTRIK DALAM PRODUKSI SINAR-X

  1. Arus dari sumber PLN pertama-tama akan masuk ke autotransformator, yang berfungsi membagi-bagi arus kepada komponen berikutnya yitu meja kontrol dan rektifier.
  2. Dalam meja kontrol digunakan untuk menghidupkan indikator, meter, kontrol, selektor dan tombol eksposi.
  3. Eksposi setengah digunakan untuk pemanasan filamen dan menghasilkan awan elektron. 
  4. Eksposi penuh digunakan untuk mengoperasikan tegangan tinggi.
  5. Sementara arus yang masuk ke rektifier akan dijadikan arus searah.
  6. Kemudian ditingkatkan menjadi tegangan tinggi dalam HTT.
  7. Hasilnya adalah tegangan tinggi yang akan tampil ketika dilakukan eksposi penuh, membawa awan elaktron searah dari katoda ke anoda.
  8. Lalu akan menghasilkan tumbukan dengan bahan target
  9. Dan melahirkan 1% sinar-X dan 99% panas.

DASAR PESAWAT PANORAMIK

1. Pengertian Istilah Panoramik (Langland, 1989)

Pengertian panoramik biasanya disebut juga Orthopantomografi atau Rotografi. Secara etimologis orthopantomografi berasal dari kata :

- Ortho berasal dari bahasa Yunani yang berarti normal atau lurus. - Pan berasal dari bahasa Inggris yang berarti menyeluruh. - Tomos berasal dari bahasa Yunani berarti potongan atau irisan. - Graphic berasal dari bahasa Yunani berarti gambaran atau catatan.

Jadi dari asal kata tersebut dapat disimpulkan bahwa orthopantomografi (OPG) berarti pemeriksaan radiologis dari gigi beserta rahangnya yang berbentuk melengkung sehingga terlihat gambaran yang lurus dari film dengan menggunakan prinsip tomografi.



2. Komponen Pesawat Panoramik (Whaites, 1997)

Jenis rancangan pesawat panoramik berbeda satu dengan yang lain tetapi semua pada dasarnya terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu :

  • Tube head sinar-X

Tube head menghasilkan berkas sinar-X yang sempit dengan penyudutan ke arah atas kira-kira 80 dari bidang horizontal.

  • Kaset film dan kaset carriage (tempat kaset)

Tempat kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga dapat bergerak saling berlawanan arah selama eksposi. Hal ini menghasilkan pergerakan tomografi yang singkron pada bidang vertikal.

Kaset yang digunakan adalah kaset tipis yang fleksibel atau kaset yang kaku dengan dilengkapi screen, biasanya ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi (Langland, 1989).


  • Peralatan untuk memposisikan pasien termasuk light beam marker

Hand grips digunakan untuk pegangan tangan pasien dan untuk mengurangi pergerakan pasien pada pesawat panoramik posisi berdiri (stand up unit). Wheel chair digunakan untuk tempat duduk pasien yang dapat diputar untuk memudahkan penataan posisi pada pesawat panoramik posisi duduk (sit down unit). Light beam marker (sinar penanda) digunakan untuk membantu memposisikan pasien jika pasien menghadap ke dinding. Bite block digunakan untuk mengganjal gigi agar insisivus sentral atas dan bawah pada posisi “ujung dengan ujung” sehingga dapat menghindari superposisi. Penopang dagu digunakan untuk meletakkan dagu pasien agar tidak bergerak (Langland, 1989).

 

3. Prinsip Kerja

Prinsip kerja pesawat panoramik menggunakan tiga pusat putaran. Hasilnya sangat memuaskan karena dapat mengatasi masalah-masalah yang ada sebelumnya yaitu terjadi banyak superposisi pada gigi bagian posterior. Pada pesawat ini pasien dalam keadaan diam, sumber sinar-X dan film berputar mengelilingi pasien, gerakan kurva film kaset berputar pada sumbunya dan bergerak mengelilingi pasien. Sumber sinar-X dan tempat kaset bergerak bersamaan dan berlawanan satu sama lain. Celah sempit pada tabung mengeluarkan sinar yang menembus dagu pasien mengenai film yang berputar berturut-turut pada tiga sumbu rotasi, satu sumbu konsentris untuk region anterior pada rahang (tepatnya di sebelah incisivus pada region premolar). Dan dua sumbu rotasi eksentris untuk bagian samping rahang (tepatnya di belakang molar tiga kiri dan kanan (Langland, 1989).

 




Referensi :

- Langland, Olaf E. 1989. Panoramic Radiology, Second Edition. Philadelphia : Lea and Febiger.

- Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second Edition. New York : Churchill Livingstone.

KONTRAS MEDIA


1. Definisi kontras media
  • Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
  • Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Ada berbagai macam jenis kontras tergantung dari muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya.
   2. Fungsi kontras media
  • Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa. 
  • Secara terperinci fungsi dari kontras media adalah:
a.    Visualisasi saluran kemih ( ginjal, vesika dan saluran kemih)
b.    Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak, jantung, ginjal)
c.    Visualisasi saluran empedu ( kandung empedu dan saluran empedu )
d.    Visualisasi saluran cerna ( lambung dan usus )
  
3. Alasan penggunaan kontras
  • Alasan penggunaan kontras media pada pemeriksaan radiografi adalah karena organ-organ yang diperiksa seperti pembuluh darah, organ saluran kemih, organ saluran cerna,dan saluran empedu tidak terlihat jika tidak mengunakan kontras media. Untuk itu diperlukan kontras media sehingga organ yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
4. Jenis-jenis kontras media berikut contohnya
  • Kontras media negatif (mempunyai nomor atom rendah)
-       Udara
-       CO2
-       Gas lainnya
  • Kontras media positif ( mempunyai nomor atom tinggi )
-    Barium sulfat
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.

-    Golongan larut dalam air ( water soluble )
Bahan Kontras Ionik

Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga memberikan karakteristik media kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan dalam media kontras.
(1). Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik yang memiliki satu buah cincin asam benzoat dalam satu molekul
(2). Bahan Kontras Ionik dimer
Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin asam benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media kontras ionik dimer pertama dibuat.
 
Bahan Kontras Non-ionik.

Dua dalam susunan kimia media kontras non-ionik sudah tidak dijumpai lagi adanya ikatan ion antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media kontras ionik terdapat dua partikel penyususn molekul (kation dan anion) maka dalam bahan kontras non-ionik hanya ada satu partikel penyusun molekul sehingga memiliki karakteristik tersendiri.
1). Bahan kontras Non-ionik Monomer
Bahan kontras ini berasal dari media kontras ionik monomer yang dibentuk dengan mengganti gugus karboksil oleh gugus radikal non-ionik yaitu amida (-CONH2).
Contoh kontras media Non-ionik Manomer :
- Iopamidol
- Iohexol
- Iopromide
- Ioversol
- Iopentol
2). Bahan Kontras Non-ionik Dimer
Pembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui proses penggantian pada gugus karboksil media kontras ionik dimer juga oleh gugus radikal non-ionik, yang pada kahir sisntesa menghasilkan perbandingan iodium terhadap partikel media kontras
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kontras, berikut pengaruhnya

  • Osmolalitas
Konsentrasi molekul yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan, sehingga 
memberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran. Dapat 
dinyatakan dengan milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per kilogram Air 
(H2O) pada suhu 37°C (Osmolalitas).Osmolalitas tidak dipengaruhi oleh ukuran 
partikel namun nilainya tergantung dari ; Jumlah partikel dan konsentrasi iodium. Bahan 
kontras ionik memiliki jumlah partikel lebih besar daripada bahan kontras non-ionik 
karena dalam media kontras ionik terdapat dua partikel (kation dan anion) sehingga 
osmolalitas dua kali lebih besar. Osmolalitas berpengaruh terhadap toleransi kontras 
media pada tubuh. Makin tinggi tekanan osmotik , maka makin buruk toleransi kontras 
media tersebut terhadap tubuh.
  • Protein Binding 
            Adalah daya ikat suatu bahan terhadap jaringan atau sel tubuh (protein). Bertambah  
            tinggi protein binding, maka bertambah tinggi chemotoxisity bahan tersebut terhadap 
             tubuh atau sebaliknya.
  •  Lipophylisity
Adalah kelarutan bahan dalam larutan organik seperti lemak ( lipid ), bertambah tinggi lipophylisity maka bertambah tinggi kemungkinan terjadi reaksi bahan kontras media atau sebaliknya
  • Viscosity ( kekentalan )
Diukur dengan tingkat mengalirnya melalui tabung kapiler kecil dalam standar tekanan dan temperatur yang ditentukan. Hal ini berhubungan dengan kekuatan yang diperlukan untuk penyuntikan yang membatasi tingkat kecepatan penyuntikan. Pada katerisasi diperlukan penyuntikan cepat dibandingkan biasanya, sehingga kontras media yang dipilih adalah yang paling rendah viscositynya.
Viscosity dapat dikurangi dengan merendahkan tingkat konsentrasi iodium, dan tentu akan berpengaruh pada opasitas gambar. Dapat juga kontras media dipanaskan pada temperatur tertentu untuk mengurangi viscosity.